30 Desember 2014

Perempuan dan laki beda apa?




Apabila pengakuan akan perbedaan peranan pria dari peranan wanita
dalam lingkup hubungan khusus mereka berdua sebagai suami-istri
dibenarkan dan diterima karena adanya beberapa perbedaan
hak-hak khusus yang ada pada masing-masing mereka, lalu apakah yang
membenarkan perbedaan antara mereka berdua dalam bidang hak-hak umum,
di mana bagian laki-laki dua kali lipat dari bagian perempuan,
hal yang mengesankan bahwa wanita sama dengan setengah pria?

Masalah ini tidak terlalu jauh dari bidang khusus, yaitu bahwa
perbedaan bagian perempuan dari bagian laki-laki dalam warisan tidak
bertitik tolak dari adanya perbedaan antara mereka berdua dalam
nilai kemanusiaan. Karena semua tanggung jawab umum yang dibebankan
atas pria juga dibebankan atas wanita, kecuali sebagian kekhususan.

Wanita memikul tanggung jawab itu sendiri dan tugasnya dalam urusan
tanggung jawab tersebut sebagai manusia yang sempurna, persis
sebagaimana pria mengemban tanggung jawab yang sama sebagai manusia
yang sempuma. Namun garis keseimbangan antara pengambilan dan
pemberian itulah yang menggerakkan dan mengatur hak-hak materi
kepada dua belah pihak.

Karena Allah SWT memberi wanita setengah bagian pria, ia tidak
mewajibkan wanita untuk memikul beban-beban materi, namun Dia
mengharuskan kepada pria pada saat yang sama untuk memenuhi
beberapa kewajiban finansial, di antaranya mahar,
pemberian nafkah kepada istri dan anak-anak, dan sebagainya berupa
hal-hal yang menjadi tuntutan kehidupan berumah tangga.

Wanita -dengan adanya pria- tidak bertanggung jawab atas pemberian
nafkah anak-anaknya. Prialah yang bertanggung jawab dalam hal itu.
Adalah benar bahwa Islam mengambil dari wanita setengah bagian pria
dalam warisan, namun ia memberinya mahar dan nafkah, dan tidak
membebankan wanita tanggung jawab apa pun dalam bidang ini,
dan memberi pria dua kali lipat bagian wanita,
namun membebaninya beberapa lipat dari tanggung jawab.

Berdasarkan itu, mana di antara mereka berdua yang beruntung secara
realita? Tentu wanita. ia dapat menyimpan hartanya, sedangkan pria
harus menginfakkannya kepada istri dan anak- anak.

Sesungguhnya masalah perbedaan hak mereka berdua dalam warisan tidak
bertitik tolak dari adanya kekurangan dalam kemanusiaan wanita
daripada pria, namun merupakan masalah keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Sebagai contoh, ketika saya mempelajari hak-hak saya, maka
saya harus mempelajari kewajiban- kewajiban saya, dan bagaimana hak
dan kewajiban menjadi berimbang dalam bidang ini?

Inilah pokok masalahnya.

Keseimbangan antara hak dan kewajiban tidak berguna dengan adanya
perubahan lingkungan sosial dan masuknya wanita secara terpaksa ke
lapangan pekerjaan serta keikutsertaannya secara efektif dalam
percaturan ekonomi, baik di rumah suaminya atau pun di rumah
keluarganya.

Apakah dengan semua itu hukum warisan tetap tidak dapat diotak-atik
meskipun ada ketidakseimbangan?

Kepergian wanita untuk bekerja di samping pria, bukanlah hal yang baru.
Pada masa dahulu wanita juga bekerja, dalam perkebunan dan penjahitan,
dan prinsip bekerja sudah ada sejak dahulu kala sebagaimana ada pada
masa sekarang.

Tetapi volume pekerjaan wanita tidak sampai merusak keseimbangan antara
hak dan kewajibannya. Seandainya kita ingin mempelajari jumlah wanita
yang bekerja, maka kita tidak menemukan pada masyarakat kita angka
pekerja wanita yang melebihi 50 persen dari keseluruhan kaum wanita.

Kemudian pertama-tama, kita harus mengkaji problem warisan dalam
sorotan sistem sosial yang kita hidup di dalamnya dan kita ingin
meneguhkannya. Wanita dalam masyarakat Islam merupakan bagian dari
suatu keluarga.

Ketika kami katakan bahwa harus terdapat suasana keibuan dan suasana
kekeluargaan, maka itu mengharuskan wanita untuk sering menghentikan
pekerjaan, atau pada masa tertentu saja demi kemaslahatan suasana
keibuan dan membangun suasana kekeluargaan.

Islam tidak menginginkan wanita untuk mengalami keadaan-keadaan darurat, dan ia (Islam) tidak
menentang pekerjaannya, namun Allah menginginkan agar wanita
melaksanakan peranannya dalam kehidupan secara alami. Oleh karena itu,
laki-laki dibebani dengan pelbagai tanggung jawab wanita, dan ia
meringankan dari pundak wanita pelbagai tanggung jawab yang sulit lagi
berat.

Boleh jadi dalam hal itu terdapat sisi negatif, tetapi Islam
memperhatikan keseluruhan kemaslahatan pria dan wanita secara sama.
Dalam beberapa keadaan, wanita dapat menyertai suaminya dalam pemberian
nafkah.

Hal itu bukan suatu kewajiban, karena ia tidak akan mampu mengemban
tanggung jawab kehidupan rumah tangga, di samping ia memikul tanggung
jawab khususnya sebagai ibu. Dari sisi lain, masalah keikutsertaan
dalam pemberian nafkah rumah tangga tidak ada kaitannya dengan masalah
warisan.

Anak laki-laki dan anak perempuan memperoleh warisan dari kedua orang
tuanya, dan perbedaan bagian warisan antara mereka berdua tidak
dikarenakan keikutsertaan atau ketidakikutsertaan masing-masing mereka
dalam mengeluarkan nafkah untuk rumah tangga.

Ringkasnya, pengelompokan ini bertalian dengan ciri khas pembagian
antara hak dan kewajiban dalam hubungan suami-istri selama hubungan
tersebut dikendalikan dengan sistem ini. Masalah warisan berhubungan
dengan sistem, bukan dengan gerakan realistis semata.

4 Desember 2014

Dengarkanlah Sayang

Wahai orang yang meyakini bahwa hari perpisahan itu pasti datang, buatlah rencana dari sekarang untuk menyambutnya, dengarkanlah ucapanku ini dari sudut pandang orang yang benar-benar paham apa yang akan terjadi, sebelum hakim marah dan hakim pada hari itu adalah tuhan Allah.

Hari yang membuat anak-anak kecil pada ubanan, gunung-gunung pada berbenturan, semua bencana bermunculan.

Hari dimana semua anggota tubuh bisa bicara dan memberi kesaksian, semua minta ampun dan melahirkan penyesalan namun "lihatlah balasan untuk kalian!" Ucapan yang menambah rasa sukar dan penyesalan.

Hari dipancangkan jembatan sirath, ditambatkan timbangan amal, dibagikan catatan kehidupan, kejelekan dibeberkan dihadapan masa, orang taat beruntung dan yang nakal murung, betapa banyak orang kaya yang malah menjadi orang yang paling butuh akan bantuan amal. Semua mata basah oleh penyesalan

Ya seandainya kamu belum bisa membayangkan, mari dengarkan sabda nabi dari riwayat atabah bin ubaid" kalau seandainya seorang diikat kakinya lalu ditarik sepanjang jalan, dia terus seperti itu sepanjang hidupnya, dari kecil sampai jadi kakek-kakek, maka penderitaannya itu belum seberapa dibanding dengan keadaan hari kiamat."

Wahai sayang, betapa banyak penderitaan hari kiamat yang sering di kabarkan oleh nabi, tapi seolah berita itu lewat saja seolah hanya ditujukan kepada selain kita. Kita sering ditulikan oleh amalan kita.

Wahai sayang, apakah ada yang bisa menghalangi kita dari azab tuhan? gunung dan besi saja hancur lebur dibuatnya.

Kulihat kau sibuk dengan trend dan selalu memikirkan image dan image saja padahal uban sudah mulai datang dan nikmat tuhanmu semakin hari makin berkurang satu satu. Dan seolah kamu melihatnya makin bertambah.

Tapi coba Lihatlah gigimu, apakah dia masih seutuh dulu, peganglah lututmu yang sering ngilu itu, ingatlah penyakit dan keluhanmu.

Sayang…kembali lah kepadaNYA, jangan pernah percaya dengan buaian zaman, cukuplah kejadian kejadian yang kita lihat dan dengar sebagai bukti.


Semua menangis dan menghiba ketika ditinggal mati teman dan sanak famili. Dan kita juga butuh menangisi diri sendiri sebelum ditangisi.

7 November 2014

Kejadian-kejadian di sini, Ketika Ayah Meninggal di sana


Waktu itu hari selasa, saya sedang ujian term 2, tahun 3 di kuliyah zagaziq, universitas al-Azhar. Masih ada beberapa mata pelajaran lagi yang akan diujikan, pada hari kamisnya 15 juni , ada ujian takhrij atau hadis tahlili (hemmm.. saya lupa), yang jelas pelajaran itu dibawakan oleh duktur mamduh, dosen favorit saya. Hari minggunya juga masih ada ujian, Gimana ya?? Harus kah saya merasibkan diri karena musibah yang datang ini?

Yang pertama kali datang ke rumah saya untuk menghibur (ta’ziyah) adalah mas uus dan ceng gilman. Mereka bawa buah-buahan ke rumah dan mengajak saya gobrol berusaha meringankan beban perasaan saya, terima kasih buat mereka, padahal saya tahu mereka sendiri sedang memikul beban, harus ngafal dan mempersiapkan diri untuk ujian pada hari kamisnya, sama dengan saya.

Kedatangan mereka sangat menghibur saya, saat itu saya mengambil kesimpulan bahwa ternyata yang paling berkesan itu adalah simpati, empati, ikhlas dan terdepan.

Maksudnya gini, yang sangat berkesan bagi saya dari mereka berdua adalah mereka orang yang pertama kali datang menampakkan diri ke rumah ketika saya ditimpa musibah, saya paling terkesan dari sisi ini, bukan karena apa yang mereka bawa atau apa yang mereka ucapkan.

Tapi saya senang juga sih dengan buah-buahan dan wejangannya. Semangkanya manis pak kiayi.. Jazahumullahu khairal jaza-.

Malammya ada salat gaib di DPD Zagazig dan ada salat gaib juga bersama kawan-kawan alumni Diniyah di Kairo.

Salat gaib di DPD (Dewan Perwakilan Daerah-sekretariat mahasiswa) Zagazig berjalan lancar, yang menjadi imamnya saya sendiri, kemudian Nano sebagai ketua DPD membuka acara ta’ziyah, bang Kasmon dan bang Rois memberikan tausiyah sebagai perwakilan dari teman-teman mahasiswa kemudian sepatah kata sekaligus ucapan terima kasih dari saya sendiri kemudian ditutup doa.

Setelah penutupan dan basa-basi, semua pada salaman dan bubar, om hashim nyalamin, “hamdi yang sabar ya!”, pas dia salaman kok kayak ada yang nempel-nempel ghitu di tangan saya, segera air mata saya mengering pas saya ngelihat ke tangan, so ada duitnya. “Ta’ziyah kalau ada salam tempelnya memang lebih mujarab” gumam saya dalam hati.hehe, just kidding.

Terima kasih kepada semua walaupun namanya tidak dicantumkan, yang pasti malaikat sudah mencatat nama-nama orang yang sudah menghibur saudaranya. Amin. Saya masih ingat sekali dengan kronologi peristiwa itu sampai sekarang, sampai tulisan ini ditulis (kamis, 6 November 2014).

Salat gaib di Kairo dimotori oleh riski, yahya dkk, awalnya akan dilakukan di sekretariat kmm namun setelah diusahakan ternyata gagal, banyak alasan dari ketua namun intinya satu saja “ saya bukan siapa-siapa”, sedih juga rasanya, mengapa orang-orang zagazig yang berasal aneka suku ragam lebih peduli dibanding kawan-kawan mahasiswa yang berasal dari satu propinsi.

 Seharus tidak ada pilih kasih, perlakukan saja semua sama rata. Jangan beramah-tamah dengan mereka semua hanya saat ada undian temus tapi saat kesusahan seperti ini tiada lagi ramah-tamah seolah mereka bukan anggota kita.

Akhirnya kawan diniyah berinisiatif salat gaibnya di mesjid orang mesir saja, setelah salat zuhur kita umumkan kita ingin salat gaib untuk orang tua salah seorang teman kami,  sehingga orang mesir juga akan ikut mensalatkan. Alhamd salat gaib di Kairo berjalan lancar.

Almarhum ayah sempat dirawat 3 hari di rumah sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi, katanya ada sakit di dadanya, paru-parunya mungkin rusak gara-gara candu rokok yang dihisapnya semenjak bujang dulu. 13 Juni 2012 beliau berangkat ke alam baqa’. Setelah 61 tahun hidup di dunia ini. Allahummagfirlahu.

Terima kepada semua yang merawat dan menemani beliau ibu, abang, uni, suami uni (rang sumando) dan para tetangga, semoga Allah mengampuni dosanya dan dosa kita semua, semoga Allah membalasi semua kebaikannya dan kebaikan kita semua dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.

Semoga Allah mengampuni dosa saya, karena tidak ada di sampingnya di hari-hari terakhir saat dia sangat ingin sekali bertemu dengan saya, semoga Allah mengampuni dosa saya karena tidak ikut memandikan, mengafani, mensalatkan, menguburkan, saya tak ada di samping ibu saat beliau kehilangan bapak, saya tak melakukan kebaikan apapun untuk memberikan salam perpisahan untuknya, saya tak sempat melihat wajahnya untuk yang terakhir kali, tak sempat memeluknya bahkan saya tak pernah melihat di mana kuburannya, semua gara-gara saya terpaut jauh di sini, di rantau dan belum pernah pulang semenjak kepergian almarhum. Allahummagfirli zunubi.

Sekarang cerita tentang ujian takhrij atau hadist tahlili (sampai sekarang saya belum ingat mana ujiannya). Ini adalah salah satu keuntungan belajar jauh-jauh sebelum ujian datang hingga kalau terjadi sesuatu yang sifatnya dadakan sebagaimana yang saya alami maka minimal anda bisa lulus ujian walaupun dengan nilai minimal, alhamd saja lulus di semua mata pelajaran dan naik ke tahun empat dengan predikat Jayyid.

Ya..saya memang seperti itu sebagai makhluk yang terbatas saya mencoba mengakali kekurangan dengan cara selalu hadir muhadarah kuliyah walaupun mengikuti muhadarah di sini tidak wajib, saya selalu membuat ringkasan pelajaran semampu saya dan mencicil menghafalnya walaupun ujian belum jelas kapan tanggalnya. Alhamd itu sangat membantu saya ketika musibah datang. Anda juga bisa mencoba trik ini. Fighting.

Pada tahun ini (2012) beasiswa saya keterima, alhamdulillah keluar juga setelah 3 tahun berkeliaran berburu beasiswa, pernah nyoba daftar beasiswa di WAMI (World Association Muslim International), BZ (Baet Zakat elKuwaiti), BWAKM (badan wakaf yang memberi santunan untuk mahasiswa, badan ini didirikan oleh orang Indonesia dan dikelola oleh mahasiswa), al-Azhar.

Semuanya gak ada yang tembus, padahal sudah keluar uang cukup banyak untuk ngurus-ngurus berkas, transportasi dari propinsi zagazig-kairo terus ganti-ganti tramko dari pusat kairo ke kantor-kantor pemberi beasiswa tadi, pernah nyasar juga karena orang mesir yang sok tahu, kalau nanya tempat mana saja pasti dikasih tahu walaupun mereka sebenarnya gak tahu persisnya tempat yang kita tuju (mereka malu kali ya bilang ”saya gak tahu. >ding”).

Saya pernah minta kirimin saya abang, ”bang 3 juta untuk beli Komputer, butuh nih!”, namun demi harapan bisa keterima di BZ, saya gak jadi beli computer, duitnya saya pakai untuk ngurus-ngurus beasiswa, saya yakin kali ini tembus, yakin banget. Insya Allah, ntar kalau keterima saya langsung akan beli komputer, syarat-syarat saya lengkap dan persaingan semakin ketat pasti yang lolos tahun ini bakalan dikit, jadi peluang saya sangat besar.

Pada tahun ini BZ mensyaratkan bahwa setiap pendaftar harus punya tabungan di Bank Faishal Islami, bagi orang kairo untuk daftar sebagai nasabah cukup ribet, sedangkan di Zagazig urusannya lebih gampang hanya saja kita gak punya duit, syarat jadi nasabah adalah harus memiliki Le 1000 sebagai tabungan dasar dan bayar bia adm dan punya tabungan ya minimal Le 50 juga boleh, kawan-kawan zagazig banyak yang kaget dengan peraturan BZ yang mensyaratkan harus punya tabungan dulu sebelum dapat beasiswa, susah kayaknya harus punya tabungan dalam waktu mepet seperti ini.

kayaknya bakalan banyak yang terlambat ke BZ nih… kesempatan saya semakin besar donk, saya sedih melihat keadaan teman-teman namun senang juga karena kebetulan saya lagi megang duit (duit yang seharusnya untuk beli komputer). Langsung saya gak jadi beli computer, ntar aja.

Saya salah satu diantara orang yang pertama kali berhasil punya tabungan di Bank Faishal kemudian dengan suka cita langsung ngurus-ngurus berkas ke BZ. Setelah lama menunggu ternyata nama saya gak keterima.

Saya lemes, tak berdaya, duit habis, computer gak jadi dan saya sudah bohong sama abang saya, saya yakin beliau gak tahu sampai sekarang kejadian ini, karena saya memang tak pernah ngasih tahu dia. ( maaf y bang pleasssse)

3 tahun gagal mendapat beasiswa membuat saya patah semangat, ketika diakhir tahun 3 saya diajak teman-teman nyoba lagi ke JS (Jam’iyah Syar’iyah) saya langsung nolak, nggak ah..saya ingin hidup yang pasti-pasti aja, biar sederhana yang penting jelas,( insya Allah saya bisa hidup tanpa beasiswa, gumam saya di hati untuk menghibur diri).

Kita punya rencana dan Allah juga punya rencana, dia tahu kapan waktu terbaik untuk kita. Setelah saya berhenti mencari beasiswa, dia malah datang sendiri. Di akhir tahun 3 kuliyah ( tahun 2012, bertepatan di tahun ayah saya meninggal) nama saya keluar di al-Azhar sebagai salah seorang mahasiswa yang berhak menerima beasiswa, Alhamdulillah. Nasib saya untuk ke depannya aman.

Saya langsung beres-beres dan pindah ke Kairo, tinggal di Asrama al-Azhar (nama asrama saya “Madinet elBost el-Islamea) el-Abbasea, dekat dari Kampus induk al-azhar Kairo.

Saya masuk ke asrama al-Azhar pada akhir September 2012 dan sampai sekarang masih di sini. Alhamdulilah saya sekarang sedang menuju S2 (tahun persiapan atau sanah tamhidi).

Allahummagfirli zunubi, ya Allah ampuilah dosa-dosaku, dosa kedua orang tuaku dan dosa semua kaum muslimin dan muslimat. Amin.


31 Oktober 2014

Jejak Kehidupan



Tulislah semua yang anda pikirkan, jangan hanya anda tulis dalam ingatan… nanti lupa ^.^ Tuliskanlah secara nyata.

Suatu hari nanti anda akan bingung sendiri, bagaimana  anda bisa menuliskannya, semua rasa itu akan hadir, semua memori lama akan muncul kemudian anda tersenyum..unik.

Jejak-jejak kehidupan…tentang ibu tentang bapa, tentang abang dan adik-adik, tentang indahnya rasa saling memahami, toleran, tanpa ada kekerasan kecuali sekali atau dua kali saja.

Cinta ibu kepada kita, perjuangan bapa yang belum sempat terbalas, kasih sayang abang yang ikhlas.

Hmm ternyata saya dulu gagah juga, berprestasi dan baik.. sayang saya tidak terlalu pintar untuk menyadarinya semejak dini.

Saya tidak terlalu percaya dengan ucapan ibu "anak gagah ibu sudah pulang…", saya pikir itu hanya pujian lumrah dari semua  ibu kepada anak mereka.

Saya tidak terlalu percaya kalau saya pintar, walaupun saya masuk 3 besar pas kelas 5, 6 SD, saya pikir itu hanya kebetulan. Saya kan bukan siapa siapa masak dibilang orang pintar (tawadhu sekali atau pasnya tidak percaya diri, selalu saja merasa belum pantas).

Anak baik hmm... sebenarnya bukan baik, tapi memang saya gak berani berbuat macam-macam, atmosfir  lingkungan keluarga yang membuat saya seperti ini, saya tidak pernah dimarahin di rumah bagaimana mungkin saya bisa tahu bagaimana caranya marah, ibu saya sangat penyabar, mau gak mau saya seperti tersihir dengan sifat ibu, saya pernah nanya" bu, kalau seandainya saya dijahilin, ibu akan omel-omelin ibu mereka itu yang gak mendidik anaknya dengan baik?", "tergantung"kata ibu, kalau tidak parah ya gak usah dibesar-besarkan, tapi kalau kamu dipukuli, pulang berdarah-darah, maka ibu mana yang gak akan membela anaknya, bapakmu juga pasi akan membawa golok ke sana."

"jangan bu, jangan!" saya jadi takut sendiri membayangkan kalau saya bermasalah.  

Ibu sosoknya adem, saya tidak pernah melihat beliau bermasalah dengan tetangga, malah beliau tempat curhat,,ada ada tiap hari tetangga yang datang curhat, gak tahu curhat atau gunjing…beda tipis sih..hehe.

Lingkungan keluarga saya agamis, walaupun bukan alumnus pondok atau kaum terdidik, saya juga heran mengapa bisa, padahal mereka hanya belajar agama setahun sekali, dari ceramah-ceramah yang disampai setelah sholat tarawih pada bulan ramadan.

Hidayah allah memang diberikan kepada siapa saja yang dia kehendaki. Saya tidak pernah melihat mereka meninggalkan sholat atau puasa, abang-abang saya juga lumayan memperhatikan agama, salut…mungkin salat mereka lebih khusu' dari saya.

Lahir dalam nuansa seperti ini mana mungkin saya bisa macam-macam, saya hanya butuh keluarga, selebihnya terjadilah apa yang akan terjadi (pikiran saya waktu itu…egois sekali ya, pasti semua yang pernah SD dengan saya, bisa melupakan saya dengan cepat :( . )

Marhalah tsanawiyah/smp, setelah saya tidak percaya bahwa saya memang gagah, pintar dan baik, pada fase ini saya sirna entah kemana, saya bahkan tidak tahu dengan diri saya sendiri, saya harus mengidolakan siapa? Saya harus merasa apa?.

Saya tidak tahu apa-apa dan juga bingung mau konsultasi sama siapa,"sekedar ingin mengatakan kepadanya bahwa saya seperti melayang-layang karena tidak punya beban apa-apa"

Tahap inilah yang kemudian saya rasa namanya "awal masa puber", ketika saya mulai mencari jati diri, ingin diakui, ingin bisa menghasilkan sesuatu gihu, ingin tahu mengapa nama saya kata orang banyak dipakai oleh pr dan semua yang berawal dari kata ingin.

Saya juga sering bertanya kenormalan saya, mengapa saya belum juga suka suka sama perempuan, padahal saya kan pengen tahu rasanya gimana.

Jangankan suka, membedakan cewek cantik dan yang bukan saja saya tidak tahu, saya lihat semua orang sama saja. Saya mempunyai  2 orang kakak perempuan dan 3 kakak lelaki, karena saya tahu  tidak definisi cantik maka saya selalu bandingkan orang yang saya lihat dengan keluarga saya, semua sama, sama-sama pakai mulut, mata dan sama saja.  Genaralisir ini membuat saya susah menentukan siapa yang harus saya sukai dan idam-idamkan.

Teman-teman sering mengunjingkan guru muda yang seksi (kata sebagian teman sih memang spt itu), sebut saja bu A, guru fisika kami sewaktu kelas satu, setiap guru itu berjalan keluar kelas pasti gerakannya selalu diawasi oleh mata-mata liar sebagian teman.

Bu A itu manis katanya, bodinya kayak gelas kimia, langsing dan pinggulnya besar (sori bahasanya vulgar), dengar ucapan itu saya mengambil kesimpulan mungkin itulah arti cantik, namun saya biasa-biasa saja dengan bu guru, saya merasa bu A memang baik sama saya (mungkin karena saya juara kelas kali ya dan dia wali kelas, pantas kalau dia perhatian dengan murid-muridnya apalagi yang juara dan tidak bandel seperti saya hehehe), dia pernah bela in saya saat lagi di marah-marahin sama bu E, guru yang merangkap kabid kesiswaan, saya ingat waktu itu saya diinterogasi bu E "ngapain teman-temannya yang meribut gak ditegur, kamu kan ketua lokal, kamu gak bisa diam-diam aja bla bla bla...",lalu bu A membela saya, yang mana dia memang satu ruangan dengan kabid kesiswaan " bu E, murid memiliki karakter yg berbeda, si N ini (sambil menyebut nama saya) sambil senyum kepada saya, adalah seperti bunyi pepatah "biarkan anjing mengonggong kafilah tetap berlalu",

Apa lagi yang diomongin bu A ini, saya gak paham hubungan dg masalah saya, tapi yang saya tahu saya senang karena dia baik dan peduli" , namun demikian saya merasa biasa saja dengan bu A, saya tidak mengatakan seperti yang dikatakan oleh teman-teman bahwa dia cantik dan seksi, menurut saya hampir setiap yang perempuan yang saya temui itu sama menariknya, selama tidak aneh-aneh seperti gigi tongol kedepan, atau terlalu pendek, bau badan menyengat, atau full agresif seperti kacang direbus satu.

 Dalam arti kata, selama mereka normal mereka menarik. Sedangkan masalah tinggi, harus putih, kulit lembut, harus langsing atau apalah, serius... waktu sekolah dulu saya tidak tahu apa-apa tentang itu dan saya sering bertanya''mengapa itu dijadikan standar kecantikan?" mereka yang termakan oleh media  ataukah psikologi saya tumbuh agak lambat?.

Sekarang masuk kelas 2 mts, masa ketika saya harus bertemu anak baru dari lokal sebelah, ya sewaktu kelas 1 kami 2 lokal, ketika naik kelas 2, anak dua lokal tadi digabung dengan kami menjadi satu lokal, yach… harus bersaing dengan anak juara kelas, seorang cewek, haruskah saya mengalah?cewek juga biasanya lebih rajin daripada cowok, anak-anak dari lokal baru itu ada yg baik-baik kabarnya, tidak peribut seperti lokal kami, dan mereka juga banyak yang pintar, dan saya lebih banyak tahu tentang diri saya sendiri setelah lokal kami digabung seperti ini. Saya banyak belajar

Misalkan…. Bersambung sampai batas yang tidak ditentukan.




30 Oktober 2014

Senang


Alhamdulillah saya senang sekali dengan ujian daur tsani yang berakhir kemaren, rabu 29 okt, insya allah dan semoga hasilnya tidak akan mengecewakan. GO...

Saya senang hidup seperti ini, menjalankan sesuatu tanpa beban. keluarga memberikan kebebasan yang bertanggung jawab "belajarlah selama kamu masih sanggup, kembalilah kepada kami dengan yang terbaik", lingkungan bagus dan harapan selalu ada. so apalagi...segala puji untukNYA




Sejenak


Mungkin akan sangat baik untuk tidak menjawab telepon yang masuk, menghentikan setiap kendaraan, dan setiap kegiatan selama satu jam saja untuk memberikan waktu kepada kita untuk benar-benar memikirkan untuk apa kita hidup dan apa yang sebenarnya kita inginkan.

8 Oktober 2014

”Basmalah !” Anakku 2018


Ketahuilah nak apa yang telah ditulis oleh para ulama kita dahulu, mereka menyebutkan “Jika malam telah merendahkan sayapnya turun ke bumi , melambaikan tangannya “selamat jalan wahai siang, sudah saatnya kamu pergi kemudian azan magrib pun berkumandang tanda pemisah antara siang dan malam, maka pada saat itu janganlah kamu berkeliaran juga diluar rumah.

Najis merupakan tempat bersembunyi dan bergelayutnya para setan, Ini sangat rentan, anak-anak dengan tabiatnya yang latah, buang air yang gak jelas, sering kadang merembes ke ujung celana tau rok atau ada juga tidak bersuci setelahnya, main-main di sembarang tempat tanpa memikirkan apakah tempat itu bersih atau tidak, hal-hal ini akan menyebabkan najis akan sering didapati ada pada anak-anak, nempel di pakaian atau badannya, ditambah lagi bahwa anak anak itu kebanyakan jauh dari zikir (benteng yang menjaga manusia dari gangguan makhluk alam lain). 

Maka inilah yang ditakutkan jika mereka dibiarkan juga main-main di halaman atau di luaran pada waktu magrib datang . karena magrib adalah masa keluarnya para setan.
Setan pada saat-saat keluar akan menyerbu tempat-tempat bergelayut, menempel pada tempat yang terkena najis atau tempat mana saja yang mereka yang bisa dipakai untuk bergelayut.

Inilah di antara hikmah mengapa nabi menyuruh merangkul anak-anak ke rumah saat malam mulai datang.

إذا استجنح الليل فكفوا صبيانكم فإن الشياطين تنتشرحينئذ

“ jika malam sudah mulai datang maka tahanlah anak-anakmu karena sesungguhnya para setan sedang keluar berkeliaran…” (Bukhari, hadis no 3280)

Jika malam datang maka baca basmalah dan tutup semua jendela, bacalah basmalah dan tutuplah wadah-wadah air, pokoknya mau ngapain aja bacain basmalah aja dech, ketika akan tidur, akan makan, akan minum, ganti pakaian, akan masuk rumah hinggga ketika akan mulai bekerja sekalipun.

Ada orang yang ketika melihat makanan lansung lupa semuanya, ketika tinggal suapan terakhir baru ingat dan lansung baca basmallah (bismillahi awwalahu wa akhirahu artinya saya makan dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhir), kemudian nabi kita tersenyum “ saya melihat setan senantiasa ikut makan bersamanya tapi tatkala dia menyebut nama allah setan lansung memuntahkan lagi makanannya….

Penting sekali membaca basmalah, untuk mengambil berkah, membenteng dari setan dan sebagai bentuk pengakuan kita akan kasih sayang tuhan.

Kita sebagai makhluk yang tidak sempurna, kadang tidak taat dengan perintah dan aturan tuhan maka coba bayangkan kalau seandainya Allah hanya kasih rizki kusus hanya untuk hambanya yang taat2 saja maka pasti kita sudah mati kelaparan gak dapat jatah. Namun Allah sayang dengan kita, sekarang tinggallah tugas kita untuk mensyukurinya, walaupun kita belum sebaik orang tapi minimal kita baca basmalah lah sebagai wujud pengakuan kita atas nikmat dan kasih sayang Allah.
********* 

Beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab:

-apa hukum membaca basmalah untuk memulai semua perbuatan? Sangat dianjurkan

-membaca basmalah secara lengkap (bismillahirrahmanirrahim) boleh untuk memulai setiap perbuatan yang baik kecuali ketika akan menyemblih hewan, masak iya kita sebut “dengan rahmat dan kasih sayang Allah” lalu pisau kita gorokkan juga di lehernya, kan kurang pas, ucapan kita gak sesuai dengan perbuatan kita. Lantas bagaimana, kita kan harus baca basmalah ketika menyemblih? Ya udah kalau githu baca bismillah allahu akbar saja , gak usah ditambah2in dengan arrahman arrahim.

-bagaimana dengan orang yang sedang berhadas besar (junub) atau perempuan yang sedang dalam masa datang bulan apakah juga disuruh membaca basmalah ataukah ada hukum lain? Perempuan yang sedang datang bulan dilarang melakukan ibadah-ibadah fardhu seperti sholat, puasa, apakah mereka juga dilarang melakukan ibadah2 sunah seperti baca basmalah, membaca zikir pagi sore, membaca alqur’an? Mereka dilarang baca alquran namun tidak dilarang untuk dzikir

- apa hukum membaca basmalah ketika akan makan ? ada yang bilang sangat dianjurkan , ada yang bilang wajib

- kalau makan bareng boleh gak satu orang saja yang baca doa atau masing-masing harus baca doa juga ? boleh asal bacanya yang keras sehingga yang lain bisa mendengarkannya.

- kalau makanan itu beragam, ada makanan beratnya, ada hidangan pencuci mulutnya, ada minuman2nya, apakah boleh baca basmalah sekali saja di awal atau harus berulang-ulang, ketika makan makanan berat baca basmalah, ketika menyantap hidangan pencuci mulut baca basmalah lagi atau bagaimana? Boleh sekali, mewakili untuk makanan yang periode waktu singkat atau masih satu rangkaian prosesi makan

- kita boleh membaca basmalah sedikit keras dg niat mengingatkan orang lain, karena tidak semua orang yang akan makan ingat untuk baca basmalah.

- apakah kalau hanya sekedar mencicipi harus juga baca basmalah atau membaca basmalah itu hanya wajib bagi yang akan makan saja? Ketika mencicipi juga harus pakai basmalah biar berkah


Memerangi Malas


menurut KBBI malas adalah tidak mau mengerjakan sesuatu, segan,
tidak suka, tidak bernafsu.

menurut saya malas adalah menunda pekerjaan atau menyelesaikannya
tapi tidak sesuai waktu yang sudah ditargetkan.

kalau besok ujian maka malam hari sebelum tidur semua telah selesai
dibaca dan dipahami, pagi nya tinggal mengulang-ngulang saja, itu
baru disebut rajin. kalau tidak maka kita masih dihitung malas
karena menyelesaikan tugas tidak sesuai dengan waktu yang
seharusnya.

namun sayang terkadang kita takut rugi karena ada slogan yang
mengatakan "rajin malas sama saja" capek-capek belajar tetap saja
harus ngulang lagi di semerter pendeknya.

sesulit itukah ujianmu nak?
berarti kamu belum dewasa nak, mencari-cari alasan untuk berkilah.
kalau belum berhasil maka muhasabahlah bukannya malas-malasan
sayang.

belajar serius hanyalah satu dari empat pilar saja, masih ada tiga
pilar lainnya yang harus kau perhatikan agar kau berhasil dalam
menuntut ilmu:seperti menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang
karena ilmu adalah cahaya, dan pilar-pilar lainnya.

dewasalah nak suatu hari kau akan tahu bahwa kehidupan nyata lebih
keras dari ujian yang kau hadapi sekarang. mungkinkah kau juga akan
menjadikannya dalih untuk bermalas-malasan.

Jangan ujub dengan harta karena semua akan ditinggalkan
Dunia tidak lain kecuali sebuah warisan
Semua akan pergi dan habis
Kecuali pujian dan nama baik, sesungguhnya dia abadi
Seandainya saya bebas memilih apa saja
Saya akan pilih akhlak yang mulia

Berdiri di Atas Rasa

Berdiri di Atas Rasa
Kalaulah bukan karena “alam rasa” yang bisa dimasuki manusia di saat-saat tertentu maka akan terasa sempitlah kehidupan ini, akan terasa pahit semua ujian dan penderitaan, orang hidup tidak akan bahagia dengan nikmat nyawa dan orang mati tidak pernah menyesali datangnya ajal.
Demikianlah kita melihat orang berbondong-bondong masuk ke dalam alam rasa dari pintu mana saja yang dia bisa, karena disini dia bisa melihat apa yang tidak mungkin dilihatnya di alam kasat mata , sesuatu yang meringankan dada dan menentramkan jiwanya, sesuatu yang menghilangkan kebosanan dan kelelahan terhadap adengan kehidupan yang beragam, tipe pemandangan yang bermacam-macam, keharmonisan yang aneh dan perbedaan yang mengherankan.
Kalaulah bukan karena keinginan untuk memasuki dimensi “alam rasa” maka tidak akan sebanyak ini orang yang tergila-gila membius atau melemahkan alam sadarnya, seperti yang dilakukan oleh para peminum, para perokok atau para penghisap candu, juga maniak film layar biru (adult only), onani.
Dalam pandangan mereka, walaupun apa yang dilakukan ini adalah kebahagiaan yang pasti akan diiringi oleh penderitaan tetapi itu jauh lebih baik daripada penderitaan yang tidak akan diiringi oleh kebahagiaan, kehidupan orang yang bahagia bercampur derita lebih baik dari pada kehidupan orang yang menderita dan tidak pernah bahagia.
Kalaulah bukan karena adanya “alam rasa” maka tidak akan sebanyak ini orang yang menjadi sastrawan yang larut dalam dunia khayal, tidak akan sebanyak ini sufi sufi yang tenggelam dalam lautan cinta (mahabbah).
Peminum tidak sedikitpun merasakan nikmatnya hidup sampai dia menyerahkan jiwanya ke dalam cangkir-cangkir minuman, saat itu dia akan berpindah dari alam sederhana dan terbatas masuk ke dalam alam lain yang luar biasa, dia melihat semua yang selama ini tersimpan rapat didalam kepalanya, dia melihat semua khayalannya menjadi nyata, sekalipun yang dilihat adalah orang paling jelek, orang yang seperti alat pemanggang daging maka dalam pandangannya nampak sebagai makhluk yang menarik dan menggoda, hati tergantung dengannya seperti burung-burung yang selalu ingin bergantung di ranting pohon.
Dan kalau dia orang rendahan yang tidak punya sedikitpun uang maka dia merasakan bahwa dia sedang duduk di atas singgasana raja, tongkat kekuasaan ada di tangan kanannya dan mahkota emas terpasang indah di kepalanya dan hamba-hamba Allah yang lalu lalang itu adalah hamba dan budak-budaknya, angkatan bersejata negara adalah bodyguard- bodyguardnya, termasuk polisi-polisi yang menangkapnya itu.
Intinya dia tidak melihat sedikitpun dari hal-hal yang bisa dilihatnya sebagai sesuatu hal yang membuatnya sedih, telinganya tidak mendengar hal-hal yang jelek, dia melihat kecantikan yang luar biasa menggoda walaupun itu wanita tua, dia mendengarkan alunan melodi indah dari hardikan-hardikan keras dan carut-marut polisi yang menangkapnya.
Ahli sufi tidak merasakan nikmatnya hidup di alam fana ini kecuali setelah gelap malam datang dan dia bersimpuh di tempat munajat : bertasbih, berzikir, memuja, bertahaju, hanyut dalam keindahan ilahi.
Dia masuk ke alam rasa, alam yang luar biasa. Seolah dia memiliki sayap-sayap dari cahaya seperti sayapnya para malaikat . Dia terbang naik menembus alam luar angkasa dan naik lagi ke atas, dia melihat ada sorga dan neraka di sana, ada arasy, ada kursi, dia mendengar gesekan-gesekan pena (qalam) yang menuliskan semua kejadian di lauh mahfudz, dia membaca apa yang tertulis di sana, yang terjadi di masa lampau, masa sekarang dan sebagian yang akan terjadi di masa depan.
Dan sastrawan tidak mampu mengobati rasa luka kesedihannya terhadap sejarah pahit yang selalu berulang dalam peradaban kemanusiaan. Kelaliman para penguasa, pembodohan terhadap masyarakat, penindasan terhadap kaum lemah, pembantaian orang-orang tak berdosa. Dia tidak bisa mengobati rasa lukanya sampai dia kembali duduk di kursi usangnya sambil memegang pena.
Kemudian dia terbang bersama khayalnya, berada di antara taman penuh pohon dan disertai cahaya yang masuk dari sela ranting-ranting pohon kemudian dia masuk ke dalam kolam kecil yang ramai dipenuhi oleh ikan ikan kecil, bercanda ria dengan makhluk tuhan yang tak pernah melakukan dosa dan melakukan kelaliman.
Sesekali dia berdiri menatap puing-puing reruntuhan , menangisi keluarga, para tetangga transmigran yang datang dari jauh, tempat tinggal yang telah terpisah-pisah, kadang dia berdiri atas di kuburan sambil bersimpati, apa yang membuat tubuh mereka lapuk dan tulang mereka keropos?.
Tidaklah harapan itu kecuali juga sebuah pintu untuk memasuki alam rasa, tidak mungkin di antara hati-hati manusia ada hati yang tidak berdenyut dengan harapan Karena harapan itu sendiri adalah kehidupan , dia adalah jatah sama rata yang diberikan kepada semua, diberikan untuk yang pintar dan diberikan untuk yang kaya, diberikan kepada yang miskin dan diberikan kepada yang bodoh.
Harapan adalah tembok penghalang yang berdiri jalan ke putus-asaan, menghalangi dengan kuat hingga ke putus-asaan tidak merembes ke dalam hati, seandainya dia merembes lolos masuk ke dalam hati maka manusia akan zuhud dengan kehidupan dunia, dia tidak akan peduli dengan kehidupan yang layak karena semua tidak ada nilainya sama sekali dalam pandangan mereka, tidak memberi kebahagian ke dalam hati mereka.