23 April 2015

Sekelumit Masa Lalu dan Perjalanan ke Mesir



Catatan masa silam dulu, tentang sebuah semangat mengotak-atik potongan2 asa, setiap hari hanya satu harapan: semoga setiap potongan2 kecil itu bisa jatuh ditempat yang pas agar di hari H nanti menjelma menjadi sebuah gambar besar yang selaras, minimal bisa dibaca. Memori ini muncul tanpa diundang, saat itu saya beres2 mau pindah kos, saya ketemu buku catatan usang saya, seketika saya masuk ditarik ke masa silam.

Perjuangan 6 tahun yang lalu, juni 2008. Ini adalah awal dari gelembung2 semangat yang bikin saya linglung panas dingin, rasanya saya ingin berteriak “pak..buk.. saya lulus tes kuliyah ke luar negri?! Aha jenius ?!”. Dengan sengatan berita kelulusan itu rasanya saya mulai hidup dalam khayal yg melalang buana, selama berhari-hari bernafas tanpa tahu harus melakukan apa. 

Yach… ini merupakan sebagian dari kelemahan saya, ketika menginginkan sesuatu maka semua pikiran saya, hati saya, alam sadar dan tidak sadar saya langsung tercurahkan pada satu hal itu saja, saya tidak akan bisa memikirkan hal lain, youhh kebebasan saya rasanya betul2 terampas. 

Kadang saya merasa sudah tidak lagi di dunia ini karena separuh jiwa ini sudah bertengger, berjalan melenggang dengan indahnya di alam khayal. 

Dimanapun saya berada, khayalan ttg kuliyah di luar negri selalu hadir, menggoncang2 jiwa, baik itu ketika membantu ibuk di dapur, ketika menjemput air untuk kebutuhan dapur dari lubuk (mata air) yang cukup jauh, belanja ke warung yg juga lumayan jauh, ketika makan, ketika bantu2 orang tua di sawah, ketika sendirian di kamar bahkan kadang2 ketika lagi sholat. Hgzztt.

Setahun sebelumnya (yaitu tahun 2007) ketika saya mulai masuk tahun akhir di sekolah saya, saya mulai merasa kosong: kosong waktu, kosong permasalahan.

Saya merasa memiliki banyak sekali waktu kosong, tinggal di mesjid yg dekat dari gedung sekolah, dapat tunjangan yg mencukupi kebutuhan sebulan. 

Dengan dua modal ini waktu kosong saya menjadi bertambah, pertama karena saya tidak butuh menghabiskan waktu lama untuk bisa sampai ke sekolah, kedua saya merasa tidak usah menghabiskan waktu membantu orang tua di sawah karena saya sudah punya uang sendiri yang mencukupi kebutuhan saya. 

Banyak waktu luang dan sekolah juga tidak memberi tugas yg menyita waktu membuat ruang hampa semakin menganga. Ya spt itulah kekosongan pertama, kayaknya sudah ada gambaran umumnya. Sekarang lanjut tentang permasalahan selanjutnya!

Kekosangan permasalah. Semenjak dulu sirkulasi rutinitas saya adalah sirkulasi aman, siklus minim masalah. 

Pertama keluarga. Keluarga rasanya cukup harmonis, saya tidak pernah melihat orang tua bertengkar, ibuk bapak taat beragama, rajin sholat, puasa, baca quran, nyaman kali rasanya kalau dirumah, saya tidak ingin kemana2.

Kedua rutinitas saya. biasanya pagi siang saya disekolah, sorenya membantu orang tua, malam belajar kemudian tidur dan paginya sekolah lagi. 

Hari minggu saya membantu ibuk belanja ke pasar (bl panjang) atau menjaga padi yang dijemur di halaman supaya tidak dimakan oleh ayam2 tetangga dan kadang membantu orang tua di sawah atau hanya sekedar menjaga padi yg mulai menguning di sawah supaya tidak dimakan oleh burung gereja atau pipit.

Rutinitas seperti ini saya sebut sbg siklus anti masalah atau rutinitas aman karena dia saya membuat saya terpelihara dari permasalahn kenakalan remaja, huru hara yg gak jelas. 

Saya tidak perlu merasa stress karena tidak ada yg perlu dikhawatirkan, di sini kita lebih membutuhkan otot ketimbang otak hanya butuh badan yg sehat dan stamina yg ok saja, apa yg dikerjakan orang tua tinggal ditiru saja, gampang lah pokoknya.

Banyak kesibukan dirumah atau sawah membuat saya tidak punya waktu main2 dg anak2 baru puber yang tinggalnya lebih dekat dengan jalan besar beraspal, main bola kaki, main kartu, domino atau sekedar duduk2 di warung sambil mendengarkan cerita huru hara mereka, cerita ttg hantu, ttg pacaran, saya akui mereka jago bercerita dan selalu punya kisah menarik untuk diumbar namun keluarga saya melarang duduk2 di warung, ah janganlah ikut2 pula dg preman.

Wow anda shaleh sekali, berpikiran bijak semenjak kecil bla bla bla…, 

Jangan mengambil kesimpulan terlalu dini sodara! Walaupun saya bebas masalah atau kosong masalah namun waktu itu saya merasa terkucil dari lingkaran kehidupan yg seharusnya. Semakin saya beranjak remaja semakin banyak gejolak perasaan yang saya timbun dalam dada, semakin sering pula saya melakukan monolog, bertanya2 ttg semua detail yg terjadi dalam kehidupan saya, saya mulai bertanya dg pertanyaan “mengapa saya…” kemudian menjawab dengan kata “karena…” namun secara umum saya hanya bisa melontarkan pertanyaan “mengapa saya…” tanpa bisa berkata “karena…” yaa otak tidak terlalu cerdas utk menjawab semua pertanyaan2 itu. 

Sungguh pada waktu itu saya sangat butuh kehadiran pembimbing yg bisa memuaskan semua pertanyaan2 saya atau seorang teman super jenius yang tidak pernah bilang “kamu ini aneh” terhadap semua kebingungan saya.

Harapan tinggal harapan dan saya tetap harus menjawab semua pertanyaan seorang diri saja, kadang saya bertanya mengapa nama saya dalam akte novi dan kenapa dirumah dipanggil andi, mengapa kalau saya ikut bicara ketika orang lain bicara mereka bilang “husss anak kecil jangan ikut campur urusan orang dewasa” saya heran mengapa saya dilarang bicara tanpa dijelaskan dimana letak kesalahan ucapan saya, padahal saya yakin apa yg saya ucapkan sangat benar sekali dan masuk akal, saya dilarang berpendapat semata2 karena saya masih kecil.

Sungguh dunia ini tidak adiiiil, saya ingin sekali berlari ke masa depan supaya cepat dewasa dan bisa didengarkan ucapannya. (inilah salah satu tragedy menjadi anak paling bungsu, tidak ada yg menghormati perkataannya, selalu dianggap ingusan. Hufhf sebal :( )

Saya heran mengapa ada orang miskin dan ada orang kaya, mengapa sebagian orang suka berbohong bahkan disaat2 yg sebenarnya mereka bisa jujur, saya juga sering bertanya” apasih kriteria seseorang bisa disebut manis atau ganteng bukankah semua orang itu sama saja selama mereka anggota tubuh mereka lengkap dan tidak cacat, bahkan saya tidak bisa menyebutkan dimana letak manis dan gantengnya para artis, saya lihat mereka sama saja dg orang-orang yang saya temui sehari.

Di lain waktu kadang saya juga terpikir bagaimana manusia bisa terlahir ke dunia dan pernah debat dg kawan saya ttg masalah ini sewaktu kelas 5 SD, setelah saya masuk Tsanawiyah dan belajar biologi baru saya sadar klo pendapat teman saya itu benar dan pendapat saya salah. (terima kasih guru biologi tercinta alm bu Sumiarti yg telah memberi saya byk pengetahuan baru, semoga Allah melapangkan kuburanmu. Amin) dan banyak lagi pertanyaan yg menyesak.

Tidak ada jawaban untuk kebanyakan dari pertanyaan saya dan tidak ada yang mau menghabiskan waktunya dengan sia2 untuk menjelaskannya. Semua sibuk bekerja banting tulang dan pertanyaan saja dianggap tidak berbobot. 

Satu-satunya yg membuat saya tidak berontak dg penerimaan yg seperti itu adalah karena saya bisa masuk dg bebas ke dalam alam khayal, alam super luas tanpa batas. Saya sering melarikan pertanyaan2 kealam khayal…menghayal dalam sepi. Saya menemui keindahan dalam kesunyian.

Dengan berbasiskan dua keadaan di atas maka saya bisa hidup dengan aman tentram dan tetap sunyi. Hukum kausalitas memang benar “ kesunyian hanya membawa kepada kesunyian dan kekosongan pasti bermuara juga kepada kekosongan. Ketika awal menginjak kelas 6 diniyah (2007) saya merasa seperti nol besar, kosong hampa. Saya harus melakukan sesuatu…jreng jreng jreng otak saya mulai berputar.

Saya mulai sering datang ke pustaka bg hatta, meminjam buku secara berkala. Yo i mengapa saya tidak bertanya kepada orang2 besar kaliber internasional, otak saya terlalu kecil untuk bisa diandalkan. 

Saya mulai menggaris target untuk saya simpan dibalik setiap buku yg saya pinjam. Tahun ini saya ingin melakukan sesuatu yg berbeda.  

Walhasil setelah beberapa bulan langganan dengan pustaka saya menggebu ingin mencoba untuk membuktikan kebenaran ide-ide yg ditulis oleh para penulis  dunia, saya memutuskan untuk membuktikan ilmu2 itu dg bergabung dg MLM (multilevel marketing) itu perubahan yang pertama, untuk sukses kita harus keluar dari zona nyaman, membuat tantangan2 yg sulit, berani ditolak, berani gagal, pokoknya banyak sekali sisi2 positif yg bisa ditemukan dalam MLM.

Di lain waktu mulai ada keinginan untuk tahu ttg bagaimana rasanya jatuh cinta, buku2 yang saya baca mengatakan bahwa ketertarikan kepada lawan jenis adalah satu diantara tanda2 mulai remaja, dan cinta itu seperti magnet, dia akan saling tarik menarik klo seandainya bertemu dg frekuensi yg pas, ayo ungkapkan perasaanmu, orang yg kamu sukai sebenarnya sedang nunggu kamu yang aktif duluan, yang ngungkapin perasaan, perempuan sifatnya pasif, dia lebih suka menunggu, kemudian penulis menuliskan testimoni kisah-kisah yg menguatkan statementnya itu, Waktu itu saya sangat percaya sekali, sanggggggat percaya dg buku motivasi yg saya baca, dan cap “best seller” adalah jaminan mutu menurut saya. Yes! Saya dapat ilmu baru lagi.

Jatuh cinta adalah hal terbesar dari tanda2 remaja yg  menurut saya sangat penting. Karena semenjak SD sampai akhirnya saya kenal dengan pustaka saya memang asik memikirkan asal muasal jatuh cinta, belum terpikir ttg cinta itu sendiri sih karena waktu itu umur saya masih kecil. Hy mukaddimah saja.

Pertanyaan yang sdh ada smnjak SD sampai saya mulai rajin ke pustaka  “apa kriteria cantik atau ganteng ataukah semua itu relative saja tidak ada orang yg benar2 cantik atau ganteng” kalau seandainya bisa dinilai maka saya berada dalam posisi apa, ganteng atau sedang atau kurang dan bagaimana dengan teman2 dilokal apakah mereka bisa juga dikelompok2an kepada cantik, biasa dan kurang. 

eksperimen dimulai lagi dan saya mulai melirik sekeliling siapa yg seharus nya saya sukai dan apa alasan...bersambung.