4 Desember 2014

Dengarkanlah Sayang

Wahai orang yang meyakini bahwa hari perpisahan itu pasti datang, buatlah rencana dari sekarang untuk menyambutnya, dengarkanlah ucapanku ini dari sudut pandang orang yang benar-benar paham apa yang akan terjadi, sebelum hakim marah dan hakim pada hari itu adalah tuhan Allah.

Hari yang membuat anak-anak kecil pada ubanan, gunung-gunung pada berbenturan, semua bencana bermunculan.

Hari dimana semua anggota tubuh bisa bicara dan memberi kesaksian, semua minta ampun dan melahirkan penyesalan namun "lihatlah balasan untuk kalian!" Ucapan yang menambah rasa sukar dan penyesalan.

Hari dipancangkan jembatan sirath, ditambatkan timbangan amal, dibagikan catatan kehidupan, kejelekan dibeberkan dihadapan masa, orang taat beruntung dan yang nakal murung, betapa banyak orang kaya yang malah menjadi orang yang paling butuh akan bantuan amal. Semua mata basah oleh penyesalan

Ya seandainya kamu belum bisa membayangkan, mari dengarkan sabda nabi dari riwayat atabah bin ubaid" kalau seandainya seorang diikat kakinya lalu ditarik sepanjang jalan, dia terus seperti itu sepanjang hidupnya, dari kecil sampai jadi kakek-kakek, maka penderitaannya itu belum seberapa dibanding dengan keadaan hari kiamat."

Wahai sayang, betapa banyak penderitaan hari kiamat yang sering di kabarkan oleh nabi, tapi seolah berita itu lewat saja seolah hanya ditujukan kepada selain kita. Kita sering ditulikan oleh amalan kita.

Wahai sayang, apakah ada yang bisa menghalangi kita dari azab tuhan? gunung dan besi saja hancur lebur dibuatnya.

Kulihat kau sibuk dengan trend dan selalu memikirkan image dan image saja padahal uban sudah mulai datang dan nikmat tuhanmu semakin hari makin berkurang satu satu. Dan seolah kamu melihatnya makin bertambah.

Tapi coba Lihatlah gigimu, apakah dia masih seutuh dulu, peganglah lututmu yang sering ngilu itu, ingatlah penyakit dan keluhanmu.

Sayang…kembali lah kepadaNYA, jangan pernah percaya dengan buaian zaman, cukuplah kejadian kejadian yang kita lihat dan dengar sebagai bukti.


Semua menangis dan menghiba ketika ditinggal mati teman dan sanak famili. Dan kita juga butuh menangisi diri sendiri sebelum ditangisi.

0 komentar:

Posting Komentar